Jumat, 06 Desember 2013

Nyok, kite nulis Fiksi !













Setelah kemarin cukup berlelah-lelah, sekarang saatnya saya refleksi kata. Niat melemaskan jari-jemari, disini akan sedikit  saya share apa yang telah didapat dari seminar  yang diselenggarakan oleh HIMSINA (Himpunan Mahasiswa Sastra Indonesia) di kampus saya kemarin, dengan judul “Sehari Menulis Fiksi" – bersama Okky Madasari. Yuk disimak : )



Sebelum kita menulis Fiksi, asiknya kenalan dulu kali ya.. sama istilah “FIKSI”. Kebayang kan jelimetnya kayak apa kalau ingin membuat cerita fiksi?, belum juga dibuat,dengar kata-nya saja sudah dibikin mumet,males,dan mentok! : ( 

Sebenarnya sih, kata pembicara dari seminar-seminar kepenulisan yang pernah saya ikuti, menulis fiksi itu tidak sulit, mengawalinya sangat mudah, menyelesaikannya apalagi !

Mungkin untuk seseorang yang sudah terbiasa menggerakkan pena-nya  dalam menulis fiksi akan lebih mudah  ketika menulis, tidak memerlukan lagi langkah-langkah khusus yang harus diperhatikan, karena tulisan itu pasti akan mengalir indah begitu saja tanpa adanya perencanaan.

FIKSI 
Setelah saya ambil kesimpulan, fiksi bisa diartikan sebagai sebuah karya tulis yang memadukan antara hasil pengamatan, sebuah peristiwa nyata, atau realita kehidupan, dengan unsur imajinasi si pengarang. Bentuk karya dari fiksi ini beraneka ragam, bisa karya puisi, cerpen, atau novel. Yang kali ini akan kita bahas itu membuat cerita fiksi.

Dalam mengarang suatu cerita sebenarnya tidak terlalu sulit, karena fiksi sendiri bisa diambil berdasarkan pengalaman, atau kejadian-kejadian yang menurut kita unik dan menarik untuk ditulis. Tentunya tulisan tersebut tidak seutuhnya dari kejadian nyata, melainkan diimprovisasi sesuai dengan ilustrasi, atau imajinasi yang dimiliki penulis. Karena dalam menulis dibutuhkan energi dan amunisi yang cukup baik, maka disarankan untuk penulis melakukan sebanyak mungkin riset, membaca, mengamati, mencatat, atau kita juga bisa mengumpulkan bahan dari hasil googling untuk memperkuat detail sebuah karakter atau nyawa dalam tulisan, lalu mengembangkannya menjadi cerita baru yang lebih kreatif.




Tak perlu repot dan jauh-jauh ide dalam mengarang fiksi, membuat cerita yang terlalu berandai klise, seperti harus membuat sebuah cerita yang “wah” yang gak pernah ada, berputar-putar sehingga tulisan menjadi boros kata dan tidak efektif, sampai-sampai kita keburu capek duluan ngurusin ide yang harus dituangkan

“hah..? apa yaah.., gue harus buat tulisan apa nih?.. Ceritanya harus ada sesuatu, tapi apa yaa..? yang kayak gimana nih?”  
*hitung mundur,sebuah dinamit akan meledak!! ..@#$%^*!!???!??!" ...3....2...1..!!*

bundel-jandra22.blogspot.com
(hihi..kadang sih ini jadi curhatan penulis juga).

Yah, keburu capek mikir ide. Memang sih, “ide” biasanya merupakan satu awal yang pada kebanyakan orang itu menjadikan sebuah keterhambatan dalam menulis. Ya, sering kali karena sebuah ide yang katanya dianggap sulit, entah harus menulis apa, gak tahu harus dimulai darimana. So, niat awal menulis pun akhirnya jadi tertunda, kertas kosong, masih disitu-situ aja, atau malah gak jadi nulisnya. 
--> *curhat*
Nah, di sini ada beberapa step yang bisa dilakukan oleh para pemula dalam membuat sebuah cerita fiksi :


1. IDE CERITA





Ide dalam sebuah cerita sih.. sama saja seperti benang merah atau bisa dibilang garis besarnya cerita. Sebuah ide ini bisa diambil dari beragam proses. Ide bisa didapat dari apa yang dilihat, dari ragam interaksi, atau dari banyak hal yang telah dibaca. Ide juga tidak selalu datang dari hal yang “wah”, bisa saja sebuah ide berangkat dari hal yang sederhana, seperti ide yang dapat diambil dari persoalan hidup.
Intinya sih kata mbak Okky, ide itu gimana proses kita untuk lebih peka melihat apa yang ada di sekitar.



2. MEMBANGUN KARAKTER





Fiksi itu menulis tentang kehadiran manusia. Disini kita belajar membuat sebuah karakter yang akan dimiliki oleh tokoh baru yang kita ciptakan berdasarkan latar atau lingkungan dimana ia tinggal.

Misalnya ingin membentuk karakter yang baik dan bersahabat, Bagaimana penulis dapat memasukkan karakter tersebut  melalui dialog dalam seorang tokoh, atau bisa juga menyiratkannya melalui bagaiamana cara si tokoh saat berututur, berpendapat, atau berperilaku. Bisa saja tokoh seorang yang baik dan bersahabat ini dicirikan dengan dimana adanya dia selalu bersifat terbuka, ramah, ceria, dan ia bisa masuk ke berbagai sifat karakter yang berbeda. Pembangunan sebuah karakter ini pun nantinya akan menjadi dasar untuk membuat alur, plot, dan peristiwa-peristiwa berikutnya apa yang ingin ditulis.



3. PLOT





Plot ini maksudnya runtutan dalam sebuah cerita. Untuk sebagian pemula menurut mbak Okky, penulis bisa saja membuat outline terlebih dulu. Misalnya kita bisa membuat sinopsis (bukan sinopsis yang ada di bagian belakang buku ya) tapi garis besar dari isi cerita. Seperti hal nya kalian bercerita kepada orang lain, sinopsis  juga harus meliputi 5w + 1 H, dimulai dari siapa saja yang akan menjadi tokohnya (karakter),dimana dan kapan kejadiannya (setting) dan bagaimana terjadinya (proses).



4. PERISTIWA






Meruntutkan kejadian-kejadian yang diceritakan dari awal sampai akhir. Biasanya sebuah cerita dibumbui dengan adanya sebuah konflik, titik tegang, sampai pada akhirnya terjadi titik klimaks, atau penyelesaian.
Peristiwa bisa kita kembangkan dari isi setiap bab yang telah dibuat. Jadi, apa yang sudah kita tulis per bab, kita kembangkan lagi melalui peristiwa-peristiwa cerita yang akan terjadi lagi selanjutnya. Agar tulisan gak mandet di bab- kesekian, dari awal kita harus sudah mengetahui terlebih dahulu alur cerita secara menyeluruh, sehingga tidak kebingungan akan dibawa kemana ending ceritanya.



5. DIALOG



Diangkat dari peristiwa sederhana, disesuaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Menulis menggunakan kata yang jelas, tidak berbelit-belit, lugas, dan simpel. Dialog dapat menambahkan nyawa, dan membuat cerita untuk lebih kuat dan berkarakter.


Ya, kurang lebihnya seperti itu materi yang dibahas oleh mbak Okky dalam acara seminarnya kemarin. Semoga sedikitnya bisa membantu para pemula agar tidak kesusahan mengawali cerita, dan semakin mengasah kreatifitas baru dalam menulis fiksi.


Kesimpulannya:
Setiap kejadian, pengalaman, dan ralitas hidup kamu itu ialah bagian dari FIKSI. FIKSI yang baik diolah oleh penulisnya dari kisah nyata, kemudian dipadukan dengan imajinasi, sehingga setelahnya akan sulit orang lain menilai apakah karya tersebut berasal dari kisah nyata atau karangan belaka.”

Intinya sih, PEKA aja ya



**Cakap-cakap - boleh menambahkan :p
Berdasar referensi seminar lain yang pernah saya ikuti, bahwa kunci dari setiap menulis yang membuat beda itu, ya sudut pandang spesialnya. Dimana kamu bisa mengangkat sebuah hal yang sederhana menjadi berbeda warna, melahirkan sebuah perspektif baru, yang tidak terpikirkan oleh orang lain.
Sedikit mengutip juga dari seorang penulis lainnya bahwa,  

"Tulislah tulisan kecil, pendek tapi bertenaga, sederhana tapi bermanfaat!"

Tidak ada komentar:

My inspiration..,

My inspiration..,

Blogger templates

Free Bunny Carrot MySpace Cursors at www.totallyfreecursors.com

Pages - Menu

 

Copyright 2010 Beranda Senja.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.