Minggu, 25 Oktober 2015

Di Balik Goresan Pagi



Merindu pagi, serupa kala hati merindumu

 “Orang-orang yang menulis itu sedang jatuh cinta. Jatuh cinta pada masalahnya, amarahnya, dan kegelisahannya. Sehingga ia mau repot-repot menuangkan menjadi sebuah rekaman kata. Sesuatu yang mungkin tidak pernah ia lakukan untuk hal-hal lain. Sesuatu yang mungkin terpaksa ia lakukan untuk pelajaran di sekolah”Kurniawan Gunadi.


Hai, pagi. Merindumu ialah hal yang tidak pernah habis. Walau senja tergambar begitu indah. Namun detik ini hingga nanti, sepertinya aku takkan henti dibuatmu berdecak kagum.


Hari ini aku menulis di teras pagiku. Belakangan pikiranku lebih sering tertuju pada satu padanan kata itu. Hm, mungkinkah berarti aku sedang jatuh cinta padamu, pagi?


Menyesap aroma pagi lebih sering kulakukan dengan berteman secangkir teh hangat di beranda. Membuatku kembali menjejaki atmosfer ‘senja kemarin' yang terlihat sendu membungkus hati. Bagiku, senja maupun pagi memiliki manis dan asamnya sendiri.


Pada pagi, rangkai harapan serta mimpi itu mulai mewujud penuh arti. Pagi, hangat mentari dalam untai doa yang teriring bias haru perjalanan kisah menemukannya. Ah, ya. Untuk pagi yang selalu terselip hangat dan rindu. Rindu menikmati taman surgawi bersama sosok pagi yang sekian lama kunanti. Untukmu pagi, secangkir teh hangat kini dirasa tak lagi cukup. Sebab pagi, kini akan senantiasa buatku jatuh hati. Pada percakapan dengan sepasang mata sejati, berdua menghabiskan hari.

Ya, aku telah menemukanmu, pagi. Aku juga menemukan dia.

Tidak ada komentar:

My inspiration..,

My inspiration..,

Blogger templates

Free Bunny Carrot MySpace Cursors at www.totallyfreecursors.com

Pages - Menu

 

Copyright 2010 Beranda Senja.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.