Minggu, 05 Januari 2014

Untuk Ramai, yang Seketika Sepi

Baru tadi pagi. Rumah ini seketika ramai, penuh, hangat. Biasanya memang?
Ya, biasanya manis. Hangat, oleh kedua orang tua yang ku sapa dengan sebutan 'Aki' dan 'Emak'. Bahasa lain menjelaskan itu panggilan untuk Kakek dan Nenek.

Sebuah acara keluarga siang ini, langsung menyambar kerabat-kerabat terpenting, handai taulan, untuk mengunjungi bumi Ciapus. Tapi tetap, keramaian itu hanya membawa aku berdiam di kamar dan sibuk berkutat dengan layar kerjaku.

Mereka pergi, aku tinggal sendiri (lagi). Saat itu hanya rasa biasa, yang monoton, dan tak pernah ku ambil dramatis. "Toh, pulang gak pulang, aku tetap tidak bisa merasakan kata rindu yang lebih, lebih, dan lebih, seperti yang banyak mereka kicaukan. Entahlah, aku tidak tahu."

Padahal ada si bungsu yang menyebalkan tapi kadang dirindukan itu. Namun tetap saja jemari dan tatapan ini hanya berfokus pada tulisan-tulisan yang memagari sudut cernaanku. Hanya sedikit ungkapan-ungkapan perhatian, bukti pengingat bahwa aku peduli dengan si bungsu. Hanya sekedarnya. Kemudian dibalas sama, ternyata dia pun lebih senang bermain gadget dengan mendengarkan deretan lagu.

Mungkin si bungsu bosan. Enggan makan, enggan berbicara, enggan berceloteh ringan. Dia hanya butuh Ayah dan Ibunya tiba, kembali memperhatikannya. Sedang si sulung? dia hanya sibuk dengan setumpuk alasannya, dengan tulisan-tulisan sampahnya. Yah, itu aku.

Sampai mereka pun tiba, suasana rumah kembali ramai, ceria, penuh celoteh perdiskusian. Mereka, orang tua dan pembahasan rumah tangga. Selalu tak habis kata, kadang melakukan perdebatan luar biasa. Tapi saat ini, rupanya hanya kabar bahagia yang didapati. Karena momment yang sebulan lagi insyaAllah akan mempertemukan sepupuku itu dengan calon pendampingnya.

Semakin sore, enggan menunggu lama. Ibu dan Ayah yang jarang ku temui itu menyudahi libur pekan ini, dengan kembali ke rumah tinggal di sana. "Aah, terburu-buru. Tapi daritadi aku kemana saja ya?" -- seketika haru.

Ternyata waktu akan segera mengembalikan kegiatan seperti semula. Sebelum orang-orang itu ramai bersinggah, sebelum aku terhambat untuk mengerjakan tugas ini dan itu, sebelum aku keburu malas bermanja-manja di hadapan televisi, sebelum akhirnya... aah, menyatakan "Malas bertemu banyak orang, lalu lebih memilih mengurung diri."

Seakarang rumah sepi lagi. Terasa sederhana lagi, hanya ditemani Nini dan Aki.


Kemudian, tak lama aku merindukannya. Sosok misterius yang penuh cinta.
-Bapak-

Tidak ada komentar:

My inspiration..,

My inspiration..,

Blogger templates

Free Bunny Carrot MySpace Cursors at www.totallyfreecursors.com

Pages - Menu

 

Copyright 2010 Beranda Senja.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.