Senin, 19 Oktober 2015

Dandelion V (Menyesap Jejak Mentari)



Sinar matahari, menghangatkan pagi di antara mekar dandelion

“Teras pagiku kini tersapa oleh tumbuhnya bibit dandelion itu.  Lama ia berkenala, menghabisi perjalanannya menuju terang. Pandangku mengerling diam, kemudian terkesiap dalam lamunan. Ah, ya.. selamat pagi, Dandelion. Kau baru saja bertemu, mataharimu..”



Sejak ‘kemarin’, mereka telah berlelah-lelah berkelana lepas bersama angin. Tersapu di udara bebas, beranjak kepada suatu tempat baru yang dikehendaki. Sampailah bibit-bibit itu di pelataran ‘rumahnya’. Tersemai dengan penuh pengawasan Sang Pencipta. Bertumbuh walau tak pernah manusia memintanya untuk hadir memesona. Hingga semesta menyambut benih itu dalam mekar kuning yang tampak biasa, tetapi sebenarnya mereka sudah melalui perjalanan yang luar biasa. Aku menyukainya, si cantik yang tak pantang arah. 


Aku pun menikmati paparan cahaya yang terpantul masuk ke dalam jendela kaca. Membuat ingin segera beranjak dari tempat tidur, melirik ke pemandangan di luar sana. “Lihatlah, dandelion kecil mulai tumbuh menghias taman,” simpul senyum turut menghias wajah kala itu.


Menggugahmu dalam bahagia, kini serupa ketika aku mendapati bibit itu bermekar di kebun depan halaman rumah. Mungkin tak banyak pengutaraan, cukup satu makna yang tersimpan dalam-dalam. 


“Tenang.”


Setiap rusuk yang diciptakan ialah memiliki pasangan. Setiap makhluk yang hidup, tumbuh dan besar atas kasih sayang. Tak terkecuali, cinta. Cinta Allah yang senantiasa menetap, tak pernah berpaling. Membimbing insan yang dicintainya agar terus mendekat hingga sampai kepada yang MahaRahman dan Rahim.


Setiap langkah dalam hari-hari ialah bernilai ibadah, jika saja kau bersedia menjalani itu karenaNya. Setiap napas yang terhirup cuma-cuma mengingatkan akan nadi dan detak yang terus bermunanjat serta berdzikir kepadaNya, bahwa kelanjutan dari esok tiada pernah ditahu. Tak terkecuali setiap deraian air mata yang bergejolak penuh bercucur di hadapanNya, “Ya, izinkan kami untuk senantiasa meniti skenario ini, dalam ridhoMu. Dalam getir dan pahit, serta manis yang tak luput berseling masam.” 


Namun rasanya, bukan mustahil jika pahit hari itu tercecap sama manis, ketika dihadapkan pada 'dua' yang saling bahu membahu beriringan. Karena mereka merupa sehelai pakaian, yang akan saling melindungi, membuat aman serta nyaman bagi keduanya. 


Di antara doa malam dan sujud pagi itu, mungkin senyumku mulai membias haru. Perjalanan senja bersama embus angin perlahan menepi, menuju suatu pagi. 
Pada itu, kau kan temukan sepasang yang penuh bertatap manja, dengan dua cangkir teh hangat di beranda. Isyaratkan peluk, pada kedua bahu yang bersandar lekat nostalgia cerita.



“Aku tahu kamu dekat. Aku tahu itu kamu, yang aku pun selalu sama ‘merasakannya’. Bersabarlah, untuk kelak bertemu pada pagi yang dirindukan.”

Tidak ada komentar:

My inspiration..,

My inspiration..,

Blogger templates

Free Bunny Carrot MySpace Cursors at www.totallyfreecursors.com

Pages - Menu

 

Copyright 2010 Beranda Senja.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.