Kau cecar mereka dengan undakan
pertentangan,
Namun hati lupa kunci
bagaimana kau bisa bersuara?
Makna yang selalu bertolakkan, pikiran yang tak pernah sejalan
Itu bukan maumu kan?
Tidak.. sesekali tidak
Kau hanya ingin segala sesuatu itu berjalan sebagaimana harusnya
Bukan, tetapi mungkin lebih berjalan sebagaimana ‘kehendakmu’
Kau tahu. Bahkan terlalu hafal tentang dirimu
Kau gencar dalam ambisi hati, mendominasi seisi ruang yang mungkin
hanya terbilang payah dalam kamusmu
Kau merasa berbeda, beda karna prestisemu jauh lebih baik dari
mereka
Kau enggan mendengar, lebih mengumpat dalam diam
Kau hargai itu, namun sesekali tidak, bukan harga ‘sungguh’ yang
sebenarnya kau sematkan
Ya, ini tentang inginmu
Tak peduli sejauh apa mereka ‘berdemokrasi’
Tentangmu, pikirmu, yang kau tahu segala sesuatu di hadapanmu selalu
tidak pada sempurna
HAH !
Kau tahu..kau tahu..kau tahu..?
Cerminmu saja sudah retak, karena ulahmu!
Lelahmu dengan sekitar telah memukul habis karat yang terbentuk sekian
hari dalam sikapmu
Kau tak pernah mereaksikan pikir untuk lebih selaras dengan sekitar
Seakan isi dunia hanya boleh bergerak atas ‘kehendakmu’,
Ya, ku rasa selalu begitu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar