Hanya celoteh lagi-lagi,
Celoteh umpatan yang bersarang dalam benak
Ini tamparan kesekian untuk mereka, dalam debat berilmu
Di sini pada ruangmu, rasanya aku mulai jengah
Di sini, di ruangmu, aku bosan menyimak angkuhmu
Aku selalu menjadi satu kesatuanmu
Baik burukmu adalah aku
Aku kunci mata dan telingamu,
Yang sejauh ini berkenalan hanya dalam sangkarmu
Tidakkah sesekali kau memberiku ‘bebas’?
Membiarkanku berselasar tenang tanpa tuntutan
Mengecap manis, asam, pahit, getir dan menelannya utuh
Sesekali bukan untuk kau ubah
Simpan dulu ramuan penawar itu
Satu waktu, hanya buat ruangmu semakin pengap dan sesak
Berjalanlah sekali lagi di atas dataran ilmu
Tanpa sedikitpun sadarmu bahwa akulah seharusnya yang lebih mampu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar