Selasa, 05 Agustus 2014

Roda Dua Bermesin Tua

"Selamat pagi",
sapaku selalu di depan gang yang biasa aku lewati, tempat yang selalu kamu di situ, menunggu angkutan umum yang jarang kamu dapat.
Ya, terlalu penuh.
Kemana si birumu itu?
Pagi ini ku lihat kamu tak bersamanya. Boleh aku bilang?
aku jatuh hati padanya. Dia terlalu menawan.
Bagaimana dengan pemiliknya?
hem, aku tahu dia. Namun terlalu misterius untuk sekedar tahu. Aku mengenal mata indah tanpa kantung mata besar itu, tapi kami tidak pernah saling sapa.
Ketika di depan gang,
Si mata tak berkantung besar itu selalu lama menunggu. Saja hafal aku dibuatnya. Dia selalu mengenakan sweather belang bergaris merah-hitam.
Dari sudut belakang saja, aku sudah dapat membaca gesturnya. Itu pasti dia.
Sekali lagi ku bilang, kami memang kenal, namun tak pernah saling menyapa. Entah mengapa. Sejak pertemuan kedua mata itu di lapangan besar, aku memang sangat tidak menyukainya. Seperti ada bayang seseorang yang sedang berusaha ku ingat dan tak ingin ku kenali.
Waktu berjalan. Si biru selalu menarik mataku untuk melihat pemiliknya. Ah, si biru itu kesayanganmu sekali sepertinya. Aku juga sempat melihat beberapa postingan gambar tentangnya. Keren! Kamu
bisa memilikinya.
Suatu kali kami pernah dengan kebetulan satu angkutan. Dan rasanyaa… ah, aku tidak tahu. Karena saat itu, tak ada lagi seorang Daniar [sahabat] yang mengingatiku ada si biru dari kejauhan. Ya, tentu saja dengan pemiliknya. Karena saat itu, jarak kami berdeketan! 
Aku tak bisa lagi jejingkrakan seperti anak kecil bertemu dengan idolanya. Terlebih, derap hatiku malah nyaris seperti pacuan kuda. Aku bisa berada di dekat empunya si biru! daan, tentu sosok miateriusnya yang membuatku tak karuan kala itu.
Rasanya boleh kubilang?

Aku seperti sedang dengan enaknya mengunyah rasa permen karet baru! Rasa yang unik, nano-nano, namun pada akhirnya permen karet itu tertelan. Membuatku diam, menelan paitnya dalam-dalam.
Tidak sesuai keinginanku. Bisa kau bayangkan? Di tempat sesempit itu kita mengenal, namun tak pernah satu kata pun saling terlontarkan. Hanya aku yang terlalu berharap. Dan menyesal ketika beberapa patah kata kau tuliskan pada dinding jejaring sosialku. Dengan rasa tak pedulikan eh, aku hanya membalasnya dengan satu kata angkuh, ya SATU KATA ! dan itu pengalaman yang tidak manis, nyaris ku sesalkan.
Duh, mengapa pembahasanku melantur begini? padahal aku hanya ingin bercerita si biru, bukan empunya. Terkecuali, Si biru memang telah mengalihkan decakanku,

.. padamu.


@Vespa_IND

Tidak ada komentar:

My inspiration..,

My inspiration..,

Blogger templates

Free Bunny Carrot MySpace Cursors at www.totallyfreecursors.com

Pages - Menu

 

Copyright 2010 Beranda Senja.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.