Selasa, 25 November 2014

Manusia Numpang Lewat



Ibarat pacaran, mungkin saat ini banyak cabang yang sedang mengalami patah. Banyak tunas yang sedang tumbuh, namun tidak sempurna.

Terhimpun dalam lingkar pertemuan. Takdir atau kebetulan, tetap yakinkan itulah skenarioNya. Ada yang datang, ada juga yang pergi. Ada yang datang, memberi arti, namun tak jarang, yang pergi pun memberi makna tersendiri.

Kalian sadar?
Hidup terlalu kaya akan bibit pelajaran. Peka saja sedikit, maka bibit itu silakan kau ambil untuk kau tanam di pekarangan depan, sebagai buah tangan atas hikmah yang kau petik.

Manusia satu, terhadap manusia lain saling mengingatkan. Menyampaikan, memberikan, dan yang lebih penting mendengarkan. Tapi kalian tahu? Bahwa nasihat bukan sekedar memberitahu orang, mengkritik, atau menyalahkan. Islam mengajarkan untuk kalian menasihati tapi bukan untuk menjelekkan. Hingga kiranya, jangan kau lakukan hal itu di tempat umum, yang sekiranya akan berdampak negatif bagi orang yang kau nasihatkan.

Manusia satu, terhadap manusia lain tak sadarkan saling menyakiti. Karena memang lidah merupakan bisa yang lebih mematikan. Lidah tak bertulang, bukan begitu? Ingatkan pada diri, bahwa tutur harus lebih terjaga, bahwa komentar bukan asal untuk komentar, melisankan harus melalui pemikiran matang. Astaghfirullah, mudahkan kami untuk lebih hati-hati dalam berkata. Tidak kah perlu berkata-kata yang mubazir, selain lebih baiknya diam?
Ini PR untuk manusia. Yang lalai terhadap diri. Yang rela memakan daging bangkai kerabatnya sendiri. Yang iri terhadap manusia lain. Menghanguskan seperti api yang melahap kayu menjadi arang. Astagfirullah, lagi lagi dunia gersang, kembali terasa penat.

Manusia satu, terhadap manusia lain telah diamanakhkan untuk menjadi pemimpin. Tidakkah? Mereka lebih mampu, mereka yang lebih berilmu, ternyata rupa masih haus akan pujian. Kepemimpinan tidak sekedar untuk menegakkan dan membangun sebuah dasar, namun ‘kepopuleran’ masih menjadi satu kajian, suatu ambisi yang ingin di-elu-kan. Tidak salah, ya.. hanya saja berujung pencitraan. Memang semua ingin terlihat baik, semua ingin terlihat sempurna. Tanpa cacat.

Manusia satu, terhadap manusia lain saling membantu. Tidakkah hidup lebih terasa jika kau menebar banyak manfaat? Kiranya kau mampu dikenang mereka menjadi sosok baik yang tetap hidup di antara mereka? Namun kiranya, jiwa pemimpin saja tak cukup. Ada setengah niat, yang mungkin kau elak untuk kau mampu berada di depan. Karena masih terlalu banyak PR yang harus kau kerjakan. Hei? Tidakkah itu ladang jika kau mau? Ya, kembali semua menjadi pilihan.


Hingga pada akhirnya, dunia akan seperti itu berputar. Megah didiami oleh manusia-manusia yang diciptakan sebagai khalifah di muka bumi. Yang harusnya memelihara, namun mereka malah merusak. Yang harusnya mereka menjaga, namun kini semakin banyak manipulasi. 

Entah sampai kapan bumi kami kuat menopang manusia-manusia ini? Yang sialau dan menghalau akhirat, cinta dunia dan takut mati.
Mereka terlalu betah di bumi, mereka lupa ke mana akan kembali.
Manusia, sibuk dengan menuruti nafsunya. Manusia lupa, lupa, dan lupa.


"Dari mana, untuk apa, dan mau ke mana dia kembali?"


Sesungguhnya kami hanya pengelana yang haus akan pengingat, dan diingatkan.
Selamat memperjuangkan, kamu, dunia – Akhiratmu.

Tidak ada komentar:

My inspiration..,

My inspiration..,

Blogger templates

Free Bunny Carrot MySpace Cursors at www.totallyfreecursors.com

Pages - Menu

 

Copyright 2010 Beranda Senja.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.