"Selalu
ada cara dan waktu, yang lebih tepat untuk mengungkap. Bukan sebab
menyembunyikan. Namun diam, dirasa membuatmu lebih baik."
Dalam
fana, senja terus berkelana, melangkah, tergiring angin menuju pantai bergulung ombak.
Dandelion
masih berusaha menyepi. Di tengah riuh dalam sudut imajinasi. Mematut diri,
bahwa kita hanya ‘manusia’. Saling berprasangka, menyimpan nama dalam doa,
melepaskan segala asa pada kuasa semesta.
Sadar
akan halaman kemarin yang melebur dalam kelam. Mensugesti, kemudian menyadarkan
diri sendiri.
Pada
hati, yang tahu kemana tempatnya berpulang,
Bibit-bibit
indah itu akan terus mengindah dalam teduh, hingga akhirnya kembali terbang, terbawa dalam pencarian yang
sebenarnya tengah menemukan.
Seseorang tiba,
untuk kemudian membuka pintu.
“Siapa?,
Kaukah itu?”
Tanda tanyaku, merupa jawabanmu
*akhir Maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar